Kata “prosumer “ diambil dari PROfesional dan conSUMER.
Kamera yang berjenis “point and shoot” ini mempunyai fitur lebih lengkap
dibandingkan dengan kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan iso secara
manual. Ada beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk memulai
belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan fungsional daripada kamera
DSLR. Diatas kertas memang kemampuan kamera prosumer masih dibawah
kamera DSLR dan diatas kamera saku. Di beberapa kamera prosumer ada yang
dilengkapi dudukan lampu kilat (Flash) sehingga dapat ditambahkan flash
external yang berdaya lebih besar dan bisa di bouncing.
Seperti halnya kamera
saku, kamera prosumer tidak dapat diandalkan untuk mengaburkann background atau
yang dikenal dengan istilah Bokeh. Namun bukan berarti tidak dapat digunakan
untuk belajar fotografi. Tidak memiliki kemampuan kerja cepat, termasuk
shutter speed, auto fokus, dan continous shooting-Intinya semua fasilitas yang
ada dibawah kamera DSLR.
Kamera prosumer praktis dan fungsional untuk mengambil foto
dokumentasi pribadi dan instansi apalagi bila hanya sekedar untuk belajar
fotografi. Bisa digunakan untuk memotret makro hingga pemandangan alam, dan
dapat merekam video. Pilihan menunya lebih lengkap dibanding kamera saku,
tetapi tidak memiliki advance modes seperti kamera DSLR. Setiap
merk memiliki kelengkapan menu yang sedikit berbeda, namun symbol-simbol
fitur dan ikon gambar untuk semua kamera hampir sama saja.
Walaupun tidak ada mode advancenya namun dengan mode yang
ada sudah cukup bagi pemotret untuk belajar fotografi dasar yang sederhana, toh
juga pemotret masih bisa memotret yang dianggap momen-momen penting dengan
kamera ini. Bagi yang pemula dan masih belum punya uang untuk membeli body
kamera DSLR beserta perlengkapannya seperti lensa, filter, tripod, dll yang
harganya bisa menguras kantong, kamera prosumer cocok untuk belajar fotografi
dari dasar.
Sejarah Kamera
PROSUMER
Istilah Prosumer pertama kali diperkenalkan oleh Alvin
Toffler pada 1979. Toffer menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan
pelanggan generasi sekarang, yang tidak hanya pasif saja, melainkan juga terlibat
dalam proses produksi.
Konsep ini merupakan salah satu
bagian dari customer concept, yaitu filosofi dimana perusahaan berfokus pada
pelanggan dalam mengembangkan dan memasarakan produk maupun layanannya. Dalam
konsep-konsep yang berkembang di dunia sebelumnya, yaitu production concept dan
selling concept, pelanggan tidak memainkan peranan secara aktif.
Dalam production concept, perusahaan berfokus pada produk yang dapat dihasilkan secara paling efisien, sehingga bisa menciptakan produk dengan harga murah sehingga menciptakan permintaan. Kemudian dalam selling concept, perusahaan tidak hanya memproduksi produk, melainkan juga mencoba meyakinkan pelanggan untuk membeli melalui iklan dan personal selling. Namun, kelemahan-kelemahan konsep tersebut adalah, mereka mengembangkan produk sebelum ada permintaan, sementara permintaan sendiri belum tentu ada, bukan?
Dalam production concept, perusahaan berfokus pada produk yang dapat dihasilkan secara paling efisien, sehingga bisa menciptakan produk dengan harga murah sehingga menciptakan permintaan. Kemudian dalam selling concept, perusahaan tidak hanya memproduksi produk, melainkan juga mencoba meyakinkan pelanggan untuk membeli melalui iklan dan personal selling. Namun, kelemahan-kelemahan konsep tersebut adalah, mereka mengembangkan produk sebelum ada permintaan, sementara permintaan sendiri belum tentu ada, bukan?
Sementara itu, konsep prosumer,
tidak hanya berfokus pada pelanggan (customer concept), melainkan juga ikut
melibatkan pelanggan ke dalam proses produksi. Strategi dan keputusan
operasional yang biasanya Anda putuskan sendiri.
Kamera Prosumer
Kamera Prosmer
Biasanya memberikan Kualitas gambar yg lebih baik Bahkan Mendekati Consumer
Level DSLR dengan tehnologi Canggih seperti Canon Digic 5 , Fujifilm EXR Technology
, Sony EXMOR dan sejenisnya.
Sensor yg Besar
bertipe CMOS , Settingan Full Manual M dan Semi Manual P S A dengan Betuk yg
Compact membuatnya Kamera ini cocok buat Enthusiast dan Fotografer. Tetapi
kurang cocok buat pemula karena Setinggan Manual nya terkadang hanya di
mengerti orang yg bener bener ngerti fotografi. tetapi Harganya 2 bahkan 3 kali
dari Kamera Dgital biasa..
Di dalam camera prosumerterdapat media
pengaturan iso dan juga exposure yang bisa anda operasikan secara manual. Bagi
anda para pemula yang ingin mengupdate dan meningkatkan kemampuan anda dalam
menggunakan kamera digital maka gunakanlah camera prosumer terlebih
dahulu sebelum anda membeli yang DSLR dengan harga tinggi. Kualitas hasil akhir pada
gambar nya pun tidak kalah baiknya. Untuk kualitas kamera ini ada diantara
kamera saku dan kamera dslr sehingga bisa dikatakan kamera ini sangat cocok
untuk anda. tidak terlalu sederhana tetapi tidak terlalu rumit.Linux adalah salah satu brand kamera yang
mengeluarkan camera prosumer sebagai produk andalannya. Kamera
ini juga dilengkapi dengan flash yang bisa anda gunakan ketika harus memotret
dalam kondisi cahaya yang gelap. Untuk tingkat kecepatan tentu saja camera
prosumer ini masih ada dibawah kamera dslr hanya saja untuk para
pemula sepertinya cukup lengkap. Salah satu kelebihan lain dari kamera ini
adalah bisa anda gunakan sebagai alat untuk merekam video.
Kelebihan
Kamera Prosumer
- Kamera digital prosumer memiliki bodi mirip kamera DSLR dan berlensa panjang namun tidak bisa dilepas-pasang layaknya lensa pada kamera DSLR. Hal ini yang menjadi salah satu kelebihan prosumer dibanding kamera lain, yaitu lensa zoom terpasang yang panjang. Malah boleh dikatakan lensa ultra zoom atau super zoom karena memiliki zoom optic 20x bahkan lebih. Jadi cukup dengan lensa terpasang yang ada sudah bisa menjangkau obyek baik dekat maupun jauh. Berbeda dengan kamera compact yang rata-rata memiliki zoom optik kecil atau DSLR yang harus menganti lensa dengan yang lebih panjang untuk menjangkau obyek yang jauh, kamera prosumer menjadi unggul dengan fitur ini.
- Untuk ukuran lingkaran lensa, prosumer cenderung lebih kecil dari pada DSLR dan lebih besar dari compact. Hal ini dikarenakan ukuran sensor yang digunakan prosumer lebih kecil dari DSLR dan lebih besar dari compact. Ini salah satu yang perbedaan mendasar diantara ketiga jenis kamera ini. Dan ini akan berkaitan dengan kemampuan kamera mengolah gambar. Semakin besar sensor, maka hasil olahan semakin baik.
- Untuk fitur, kamera prosumer menyerupai DSLR. Setingan programnnya bisa diatur secara manual. Aperture/diafraghma, ISO dan Shutter Speed bisa diatur secara manual. Sehingga kreatifitas kita tidak di batasi oleh sistem yang otomatis. Di kamera compact, semua dijalankan secara otomatis. Dan yang lebih memikat, hampir semua prosumer memiliki kemampuan rekam video dan fasilitas Live View. Yang mana fasilitas ini belum semua DSLR memilikinya.
- Dengan kemampuan dan tekhnologi yang ada, prosumer dianggap lebih praktis untuk fotografi sehari-hari. Dengan haarga dan berat yang lebih ringan dari DSLR, membuat prosumer menjadi pilihan sementara orang. Untuk memotret macro, landscape, sport dan night shot pun masih memungkinkan dilakukan dengan baik, meskipun ada beberapa keterbatasan. Khusus untuk malam hari, beberapa type prosumer menambahkan fitur dudukan flash external yang berguna untuk dipasangkan flash dengan daya lebih besar.
Kekurangan
Kamera Prosumer
- Sensor prosumer yang lebih kecil disbanding DSLR berakibat kualitas hasil foto tidak bisa sebaik kamera DSLR, dan akan semakin kalah bila dipakai pada kondisi kurang cahaya (saat memakai ISO tinggi). Jadi harus pandai mensiasatinya dengan tetap mensetting pada ISO rendah, maksimal ISO 400 agar masih menghasilkan foto yang baik.
- Kecepatan auto focus dan jeda antar satu foto dengan foto selanjutnya juga merupakan kendala bagi yang membutuhkan moment penting dan cepat. Apalagi jika obyek bergerak cepat, kamera prosumer agak kesulitan mengejar fokusnya. Di samping itu, kondisi kurang cahaya juga merupakan saat sulit untuk memfokuskan pada obyek.
0 komentar:
Posting Komentar